Berita Terkini
KENDAL – Senin (4/8), halaman rumah Ibu Mardiyatun Mubarokah di RT 4 RW 1 Desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon, Kendal, tampak ramai. Puluhan ibu rumah tangga berkumpul, bukan untuk arisan, melainkan mengikuti pelatihan kerajinan tangan pembuatan dompet dari limbah plastik.
Kegiatan ini digagas oleh Ketua Koperasi Produksi Unggul Jaya, Ibu Agustin Setiawati, bekerja sama dengan mahasiswa KKN Moderasi Beragama Ke-20 Posko 20 Desa Kartikajaya dari UIN Walisongo Semarang dan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Tujuannya sederhana yaitu mengolah sampah plastik yang menumpuk di desa menjadi produk bernilai ekonomi.
Permasalahan sampah plastik memang krusial. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, Indonesia menghasilkan sekitar 12 juta ton sampah plastik setiap tahun, di mana sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan bahkan mencemari sungai maupun laut. Kabupaten Kendal sendiri menyumbang ribuan ton sampah tiap tahun, namun baru sekitar 40% yang berhasil dikelola, sementara sisanya menumpuk dan mencemari lingkungan. Kondisi ini makin parah di wilayah pesisir seperti Kartikajaya yang minim fasilitas pengolahan sampah, sehingga plastik sering berakhir di saluran air atau terbakar secara terbuka. Praktik ini bukan hanya menimbulkan pencemaran udara dan tanah, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat.
Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kendal menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian warga Kartikajaya adalah petani dan nelayan dengan pendapatan tidak menentu. Situasi ini membuat peluang usaha berbasis kreativitas dan daur ulang menjadi sangat relevan. Dengan kata lain, masalah sampah yang selama ini dianggap beban dapat diubah menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga. Hal inilah yang membuat kegiatan pelatihan kerajinan limbah plastik ini memiliki signifikansi tinggi: ia menjawab dua masalah sekaligus, yaitu krisis pengelolaan sampah dan keterbatasan peluang ekonomi warga desa.
Melalui pelatihan ini, para peserta diajarkan cara memilah, membersihkan, dan mengolah limbah plastik bekas kemasan menjadi dompet yang menarik dan tahan lama. Mahasiswa KKN membimbing langkah demi langkah, mulai dari pola, teknik jahit, hingga sentuhan akhir agar produk tampak rapi dan layak jual.
“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tapi juga mengajarkan bahwa sampah bisa punya nilai ekonomi. Kalau rutin dibuat, ibu-ibu bisa menjualnya dan menambah penghasilan,” tutur Zulfa 'Abidah Nur Azizah, salah satu anggota KKN yang bertugas membimbing peserta.
Respons peserta sangat positif. Beberapa di antaranya mengaku baru pertama kali mencoba membuat kerajinan dari sampah plastik, namun merasa puas dengan hasilnya.
“Senang sekali bisa belajar membuat dompet dari bahan bekas. Biasanya plastik langsung dibuang, sekarang malah jadi barang cantik. Kalau bisa dijual, lumayan buat tambahan belanja,” kata Ibu Sri Sumaryati, warga setempat.
Selain mengasah keterampilan, kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah plastik, volume sampah di desa dapat berkurang, sekaligus membuka peluang usaha rumahan. “Kami berharap setelah KKN selesai, keterampilan ini tetap dilanjutkan oleh warga. Bahkan kalau memungkinkan, bisa dibentuk kelompok usaha kecil,” ujar Ibu Mardi, tuan rumah kegiatan tersebut.
Ibu Agustin Setiawati menutup kegiatan dengan pesan inspiratif, “Mengubah limbah menjadi karya adalah bentuk nyata kita menjaga bumi sekaligus membuka peluang rezeki. Kalau kita mau, dari hal kecil seperti ini, desa bisa bergerak menuju perubahan besar.”
Pelatihan ini menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat sejalan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sinergi antara koperasi desa, warga, dan mahasiswa KKN diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi Desa Kartikajaya, sekaligus menjadi solusi nyata atas permasalahan sampah dan ekonomi lokal.
Dipost : 02 September 2025 | Dilihat : 8
Share :