Berita Terkini
PATEBON – Dalam upaya mengajak masyarakat mengelola sampah secara lebih bijak dan bernilai ekonomis, mahasiswa KKN Moderasi Beragama Ke-20 Posko 20 UIN Walisongo Semarang menggelar Sosialisasi Bank Sampah Lestari kepada ibu-ibu PKK RT 04/RW 02, Desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Minggu (10/8/2025).
Bank sampah adalah salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah yang semakin mendesak di Indonesia. Secara nasional, Indonesia menghasilkan lebih dari 56,63 juta ton sampah per tahun, namun hanya sekitar 39% yang dikelola dengan baik, sementara sekitar 61% masih belum tertangani dengan optimal. Ini seakan menjadi alarm untuk kebutuhan partisipasi aktif di tingkat lokal, tak terkecuali di level desa. Di Desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon, Kendal, yang notabene sebuah desa yang terletak di di dekat pesisir memiliki permasalahan di bidang sampah yang terbawa dari laut lepas ke pemukiman warga akibat air rob.
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya dari sisi ekonomi, namun juga dalam bentuk pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat. Melalui bank sampah, paradigma warga perlahan bergeser dari membuang menjadi mengelola, serta dari menganggap sampah sebagai limbah menjadi melihatnya sebagai sumber daya yang bernilai. Bank sampah juga dapat dijadikan solusi konkret untuk mencapai pemukiman yang bersih, sehat, dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini, warga tidak hanya menjadi lebih disiplin dalam memilah dan mengelola sampah rumah tangga, tetapi juga memperoleh tambahan pemasukan dari hasil sampah-sampah yang mereka kumpulkan.
Sosialisasi Bank Sampah Lestari ini disambut baik oleh warga, khususnya para ibu PKK yang terlihat antusias mendengarkan pemaparan manfaat bank sampah. Antusiasme ini menunjukkan bahwa warga sudah memiliki kesadaran kolektif untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik. Sebagai tindak lanjut, warga dan mahasiswa KKN akan mengadakan kerja bakti pembuatan pos Bank Sampah Lestari sebagai pusat pengumpulan, pencatatan, dan edukasi terkait pengelolaan sampah. “Pos ini nantinya menjadi pusat kegiatan pengumpulan dan pencatatan sampah warga. Kami dari KKN Nawasena Abhipraya Posko 20 UIN Walisongo Semarang juga berkontribusi dengan menyumbangkan cat untuk mempercantik pos,” ujar Muhammad Syaifullah, salah satu anggota Divisi Kesehatan Sosial. Dengan adanya pos ini, diharapkan keberlangsungan program dapat terjaga dan menjadi sarana pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
Setelah Bank Sampah Lestari resmi diluncurkan, program akan berlanjut pada pengelolaan sampah menjadi paving block sebagai bentuk inovasi pengelolaan sampah organik. Sampah yang digunakan untuk pembuatan paving block adalah sampah yang tidak bernilai ekonomis, untuk sampah yang bernilai ekonomis seperti botol, kardus, dll akan masuk ke penimbangan Bank Sampah Lestari. Pelatihan ini oleh mahasiswa KKN yang berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendal.
Mekanisme setor sampah disepakati akan dilakukan setiap hari Minggu di rumah Bapak Wasito. Tidak ada denda bagi warga yang belum bisa setor sampah, namun diupayakan setiap keluarga minimal melakukan transaksi sampah sekali dalam seminggu. Selanjutnya, sampah yang terkumpul akan diambil oleh pengepul sampah. Kebetulan, pengepul sampah yang akan menyalurkan hasil pengumpulan adalah salah satu warga RT 4 RW 2 sendiri, sehingga alur pengelolaan menjadi lebih mudah, efisien, dan berbasis kearifan lokal. Barang yang biasanya dikumpulkan meliputi berbagai jenis sampah anorganik seperti kertas, plastik, besi, aluminium, tembaga, hingga kardus.
Melalui Bank Sampah Lestari, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah tangga, sekaligus memperoleh manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah anorganik. Lebih jauh, program ini juga menjadi salah satu wujud nyata kepedulian generasi muda terhadap kelestarian lingkungan di tingkat desa, sekaligus mendukung agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada poin ke-11 tentang “Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan” serta poin ke-12 tentang “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”. Dengan demikian, keberadaan Bank Sampah Lestari tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan budaya ramah lingkungan dan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Dipost : 02 September 2025 | Dilihat : 10
Share :